Krisis Ekonomi Dunia

Sebelumnya, perlu diketahui bahwa tulisan di bawah ini hanyalah analisa sederhana tentang krisis ekonomi yang sedang menimpa dunia. Bagi yang males baca koran, berikut ini ulasan sederhana tentang kejadian penting ini dengan bahasa yang –mungkin- lebih mudah dimengerti hehehe..

Ceritanya begini. Bank-bank di Amerika lagi pada collapse. Di Amerika, banyak banget yang lagi pada kredit rumah―ngutang di bank untuk beli rumah, buat investasi gitu…. Bank dengan senang hati menerima ajakan memiutangi itu, apalagi bank-bank kecil.

Ehh.., ternyata para peminjam duit itu nggak bisa bayar utangnya sehingga rumah yang mereka beli disita bank. Masalahnya, yang pinjem duit buat bli rumah bukan cuman 1 ato 2 orang, tapi banyakk… Otomatis, bank tersebut punya banyak tanah. Duit cash? Nggak ada.. Buat apa y, punya tanah banyak? Dijual lah ke bank lain.

Bank lain nerima tanah tersebut, tapi sapa yang tau kalo bank yang dituju ternyata juga mengalami hal yang sama dengan bank pertama. Bank kedua ini juga cari bank ketiga, yang mau jadi ‘tempat bersandar’nya bank kedua supaya tetap hidup dan eksis. Bank ketiga [homolog dengan bank pertama dan bank kedua: sama2 diambang kehancuran] cari bank keempat, bank keempat cari bank kelima, dst…. Hingga akirnya sampe lah pada bank ke-n, tempat bersandarnya semua bank.

Nahhh…., sudah terlalu banyak tanah yang dimiliki bank-bank ini dan kepailitan semakin mendekati mata. Efek domino pun terjadi, bank utama ambruk, nindihin bank2 bawahannya, dan juga sampe bawah2nya. Hancurrrr lah perekonomian Negeri Paman Sam ini….

Induksinya [read: imbasnya], pabrik2 di Amerika juga ikut mengambruk, terutama pabrik2 kecil. Te ta pii…, kog bisa ya US dollar semakin menguat? [update terakir mencapai 10rb, setelah kemarin hampir menyentuh 12rb rupiah per US dollar.. serem ==’]

Para investor asing berebutan beli pabrik2 bangkrut itu. Jadinya, mereka butuh US dollar untuk beli pabrik-pabrik itu. That’s why, US dollar tetep kuat di tengah padang gersang…

Krisis ekonomi ini belum sampe ke Indonesia sih.., belum parah dampaknya. Te ta pi.., kita tetep perlu eling lan waspada terhadap perkenomian tanah air. Dahlan Iskan bilang, liat aja menteri finance kita, Sri Mulyani Indrawati. Bela2in nggak jenguk ibunya yang sakit di rumah sakit gara2 ikut rapat kenegaraan demi kelangsungan ekonomi Negara. Saat ibunya meninggal [inalilahi..], Sri Mulyani bahkan hanya sempet menunggui almarhumah sebentar. Wah wah memang loyal banget ya…. Hehehe..

Segitu saja analisisnya. Yang penting sih, kalian pada tau apa yang sedang terjadi di dunia, supaya nggak kuper2 banget gitu hehehe... (eve)